Setidak adil apapun hidup, namun semuanya merupakan konsekuensi dari pilihan-pilihan kita di masa lalu. Kalau merasa bahwa hidup ini tidak adil, yah....apa, ya? saya ga bisa ngasi nasihat uy. Pokoknya kita selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Masing-masing pilihan punya konsekuensinya masing-masing. Pilihan kita di masa lalu menentukan hidup seperti apa yang kita jalani sekarang. Jadi bukan salah takdir, bukan salah orang lain, bukan salah Allah, tapi salah kita. Suruh siapa ngambil keputusan yang bikin hidup kita jadi kayak gini?
Haruskah menyesal?
Kalo menurut Paul Arden, keputusan yang kita ambil pada suatu saat adalah keputusan terbaik yang bisa kita ambil di saat itu. Seandainya ada keputusan yang lebih baik yang bisa kita ambil, tentu saja kita akan mengambil keputusan itu. Jadi untuk apa menyesal? Lebih baik memikirkan keputusan yang harus diambil sekarang supaya hidup kita di masa depan bisa jadi lebih baik. Kalo putus cinta, ya itu akibat dari keputusan kita untuk jatuh cinta; kalo ga lulus ujian, ya itu akibat dari keputusan kita untuk ikut ujian; kalo jatuh dari motor, ya itu akibat dari keputusan kita untuk naek motor; kalo ada sumur di ladang, ya bolehlah kita menumpang mandi (ga nyambung :p).
Jadi intinya rasa gelisah, lelah, jenuh, kesal, capek, yang saya alami sekarang dalam usaha untuk mendapatkan hati seorang wanita adalah akibat dari keputusan saya di masa lalu untuk melakukannya. Suruh siapa jatuh cinta? Sekarang saya harus mengambil keputusan kalau ingin merubah keadaan: lanjutkan usaha atau berhenti. Gimana, ya?!
(yah...kok akhirnya kayak gini, sih?)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar