10.09.2009

why people just don't get my joke? or my compliment?

Hidup sebagai strangeman berarti hidup di dunia asing, dunia yang tak terjamah oleh orang kebanyakan. Seperti berasal dari planet lain, atau dari masa depan, atau dari dimensi lain. Ketika saya memilih untuk menjalani kehidupan itu, saya sama sekali ga mengerti apa resikonya. Dulu saya berpikir kalo jadi beda itu selalu keren, selalu menyenangkan, selalu unik. Dalam pola pikir saya yang sederhana saya selalu berusaha jadi diri sendiri dan beda dari yang lain; atau bikin dunia sendiri lalu menganggap semua yang normal itu membosankan. Sekarang, setelah tambah umur; banyak liat dunia; kenalan sama banyak orang; saya baru ngerti. Jadi diri sendiri itu sulit.

Banyak banget, ternyata aspek dari diri saya yang susah dimengerti orang lain. Hal itu terbukti dari status saya di fesbuk, plurk saya, dan blog saya yang selalu sepi respon. Well, menurut saya apa yang saya tulis tu selalu sensasional, kontroversial, tapi tampaknya terlihat biasa saja bahkan ga wajar bagi banyak orang. Contoh lainnya adalah masalah joke dan pujian.

Pada suatu hari, saya menjadi ketua panitia wisudaan dan si 'ehem' (cewek berkawat gigi yang dirahasiakan identitasnya demi keselamatan jiwanya sendiri) menjadi salah seorang kadiv. Semua kadiv pada saat itu harus menghadap Bu Ida untuk membicarakan soal acara. Sayangnya, si 'ehem' terpaksa harus terlambat karena ada suatu urusan tertentu. Terjadilah percakapan berikut ini:

Ehem: "Pijar, nanti ada rapat bareng Bu Ida ya?"
Saya: "Iya, kenapa emang?"
Ehem: "Aku telat. Ada urusan dulu. Gapapa kan?" (retoris. Sebenarnya dia tau saya GA MUNGKIN bilang engga atas permintaan APAPUN yang dia ajukan)
Saya: "Oh, gapapa (tipikal)"
"Tapi saya khawatir kalo kamu telat"
Ehem: "Kenapa?"
Saya: "Ntar siapa yang tanggung jawab?!"
Ehem: "Oohh....tenang aja. Ada Dini (Nisfatin Mahardini)"
Saya: "......."

Ngerti, ga? coba baca sekali lagi.
Masih ga ngerti? coba baca lagi.

Jadi gini, "telat" yang dia maksud itu adalah terlambat. Sedangkan "telat" yang saya maksud adalah "telat" dalam artian telatnya siklus haid bagi wanita yang hamil, sebagai mana "telat" dalam "mas, aku telat tiga bulan". Makanya saya nanya "Ntar siapa yang tanggung jawab?!".

Dah ngerti, kan? Belum? yang bener aja!

Contoh lain dalam soal pujian. Kemaren, temen saya si Dhini (Andhini Nurulfadillah). Pake kaos warna abu-abu dengan lambang segitiga terbalik di dadanya. Kaosnya terlihat keren, mirip kayak kaos kru enterprise di film Star Trek. Saya memutuskan untuk muji dia:

Saya: "Dhin, kaos kamu kayak seragam kru enterprise!!"
Dhini: (dengan dinginnya)"Komentar aja, lu jar."

Waw.

Kesempatan lain, waktu saya liat si Valdi (Valdivia Idris) pake baju pink. Hari itu, dia keliatan manis banget. Jadi saya berencana untuk sedikit ngegombal. Sedikit saja.

Saya: "Val, kamu keliatan kayak eskrim coklat dengan topping selai stroberi."
Valdi: "Ih, Pijar JAHAT."

Dhini, Valdi, tak mengertikah kalian kalau itu adalah PUJIAN?!

Ada saatnya juga ketika saya ga tau kalo bercandaan saya udah kelewat batas. Seperti waktu kamis kemaren, si Fitri pake kaos putih bergaris-garis horizontal merah kayak orang madura.

Saya: "Fitri, beli sate dong."
Fitri: "Hah?!"
Saya: "Iya, kamu jual sate madura kan?!"
Fitri: (nada orang terdzolimi): "Pijar jahat sama aku!!"

Waktu itu saya aneh, kok bisa dia bilang saya jahat? padahal saya ga pernah berniat untuk menyakiti satu amuba pun! Lalu saya nanya ke si Pipit (Luh Putu Pitrayani Sukma):

Saya: "Pit, kok si Fitri bilang saya jahat sih?!"
Pipit: "Yaiyalah, masa orang lu bilang mirip kayak tukang sate?!"
Saya: "Emang tukang sate serendah itu, yah?!"

Maaf, ya Fit. Berkali-kali perut saya diselamatkan sama tukang sate jadi saya pribadi menganggap kalau tukang sate adalah pahlawan. Maaf kalau kamu tersinggung....

But that's the point of being Strangeman.
Cintailah keanehanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar